TUGAS BESAR
Kontrol Perangkap Hewan(Tikus) Rumahan





1. Tujuan [Kembali]

  • Menyelesaikan tugas besar untuk mata kuliah Elektronika yang diberikan oleh Bapak Darwison,M.T.
  • Untuk mengaplikasikan berbagai komponen elektronika dalam membuat perangkat binatang di rumah dimana dalam kasus kali ini adalah tikus

2. Alat dan Bahan [Kembali]

  1. Alat
    Instrument
    • Voltmeter DC

      Multitester ini adalah sebuah peralatan khusus yang digunakan untuk mengukur komponen listrik. Mulai dari mengukur hubungan Arus litrik (Ampere), Tegangan listrik (Voltage), Hambatan listrik (Ohm), hingga Resistansi dari suatu rangkaian listrik. Berdasarkan fungsi dasarnya tersebut, alat ini sering disebut dengan AVO meter (Ampere, Voltage, Ohm).
       


      Berikut adalah Spesifikasi dan keterangan Probe DC Volemeter




  2. Generator Daya
    • Baterai 12v



      Baterai merupakan sebuah alat yang mengubah energi kimia yang tersimpan menjadi energi listrik. Pada percobaan kali ini, baterai berfungsi sebagai sumber daya atau.

      Spesifikasi dan Pinout Baterai

      • Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
      • Output voltage: dc 1~35v
      • Max. Input current: dc 14a
      • Charging current: 0.1~10a
      • Discharging current: 0.1~1.0a
      • Balance current: 1.5a/cell max
      • Max. Discharging power: 15w
      • Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
      • Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
      • Ukuran: 126x115x49mm
      • Berat: 460gr
    • Power Supply

      Berfungsi sebagai sumber daya bagi sensor ataupun rangkaian. Spesifikasi :
      Input voltage: 5V-12V
      Output voltage: 5V
      Output Current: MAX 3A
      Output power:15W
      conversion efficiency: 96%
  3. Bahan
    • Resistor
      Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika (V=I R). 

      Cara menghitung nilai resistor:
      Tabel warna

      Contoh :
      Gelang ke 1 : Coklat = 1
      Gelang ke 2 : Hitam = 0
      Gelang ke 3 : Hijau   = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
      Gelang ke 4 : Perak  = Toleransi 10%
      Maka nilai resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.


      Spesifikasi


    • Dioda
      Spesifikasi


      Untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.

    • Transistor
      Merupakan transistor tipe NPN yang digunakan untuk switching agar mengaktifkan kontak relay dan relay tersebut akan memberikan kontak pada motor DC dan output lainnya.
      Spesifikasi :
        • Bi-Polar Transistor
        • DC Current Gain (hFE) is 800 maximum
        • Continuous Collector current (IC) is 100mA
        • Emitter Base Voltage (VBE) is > 0.6V
        • Base Current(IB) is 5mA maximum


    • Op Amp - 741
      Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional.

       
      Konfigurasi PIN LM741

      Spesifikasi:
  4. Komponen Input
    • Logistate
      Gerbang Logika (Logic Gates) adalah sebuah entitas untuk melakukan pengolahan input-input yang berupa bilangan biner (hanya terdapat 2 kode bilangan biner yaitu, angka 1 dan 0) dengan menggunakan Teori Matematika Boolean sehingga dihasilkan sebuah sinyal output yang dapat digunakan untuk proses berikutnya.

      Pinout


    • Sensor UV
      Sensor yang mendeteksi adanya cahaya terang dan gelap.

      Pinout

      Spesifikasi

      Grafik Respon Sensor


    • Sensor Vibration
      Sensor yang mendeteksi getaran



      Pinout

      Spesifikasi


    • Sensor PIR

      pinout
      Spesifikasi

    • Sensor Infrared

      Pinout



      Spesifikasi:






  5. Komponen Output

    • Relay
       
      Spesifikasi 




      Relay umumnya adalah tegangan input 5 VDC, 12 VDC atau 48 VDC. Untuk common dan NO NC umumnya 220 vac dengan arus kerja 10 A.

      • Konfigurasi pin Relay dihubungkan ke 5V
      • GND dihubungkan ke GND
      • IN1/Data dihubungkan ke pin 2
      Pinout
    • Motor DC



      Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
      Spesifikasi

      Pinout

      Grafik Respons:
    • Lampu

      Jeni lampu yang digunakan pada rangkaian memeliki tegangan 12V.

3. Dasar Teori [Kembali]

  •     Sensor infrared


    Sensor Infrared adalah komponen elektronika yang dapat mendeteksi benda ketika cahaya infra merah terhalangi oleh benda. Sensor infared terdiri dari led infrared sebagai pemancar sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, fotodioda, atau inframerah modul yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.

    Prinsip kerja sensor infrared


    Gambar 1. Ilustrasi prinsip kerja sensor infrared

    Ketika pemancar IR memancarkan radiasi, ia mencapai objek dan beberapa radiasi memantulkan kembali ke penerima IR. Berdasarkan intensitas penerimaan oleh penerima IR, output dari sensor ditentukan.

    Gambar 2. Rangkaian dasar sensor infrared common emitter yang menggunakan led infrared dan fototransistor 

    Prinsip kerja rangkaian sensor infrared berdasarkan pada gambar 2. Adalah ketika cahaya infra merah diterima oleh fototransistor maka basis fototransistor akan mengubah energi cahaya infra merah menjadi arus listrik sehingga basis akan berubah seperti saklar (swith closed) atau fototransistor akan aktif (low) secara sesaat seperti gambar 3:

    Gambar 3. Keadaan Basis Mendapat Cahaya Infra Merah dan Berubah Menjadi Saklar (Switch Close) Secara Sesaat


    Gambar 2. Rangkaian dasar sensor infrared common emitter yang menggunakan led infrared dan fototransistor 

    Prinsip kerja rangkaian sensor infrared berdasarkan pada gambar 2. Adalah ketika cahaya infra merah diterima oleh fototransistor maka basis fototransistor akan mengubah energi cahaya infra merah menjadi arus listrik sehingga basis akan berubah seperti saklar (swith closed) atau fototransistor akan aktif (low) secara sesaat seperti gambar 3:


    Gambar 3. Keadaan Basis Mendapat Cahaya Infra Merah dan Berubah Menjadi Saklar (Switch Close) Secara Sesaat

    Grafik Respon Sensor Infrared

    Gambar 4. Grafik respon sensor infrared

    Grafik menunjukkan hubungan antara resistansi dan jarak potensial untuk sensitivitas rentang antara pemancar dan penerima inframerah. Resistor yang digunakan pada sensor mempengaruhi intensitas cahaya inframerah keluar dari pemancar. Semakin tinggi resistansi yang digunakan, semakin pendek jarak IR Receiver yang mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih rendah dari IR Transmitter. Sementara semakin rendah resistansi yang digunakan, semakin jauh jarak IR Receiver mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih tinggi dari IR Transmitter.

  • Sensor Pir
            


    Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis PIR. Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal: manusia) melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal: dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor.


    Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu :

    1. Fresnel Lens
    Lensa Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an. Digunakan sebagai lensa yang memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan paling luas pada lensa Fresnel adalah pada lampu depan mobil, di mana mereka membiarkan berkas parallel secara kasar dari pemantul parabola dibentuk untuk memenuhi persyaratan pola sorotan utama. Namun kini, lensa Fresnel pada mobil telah ditiadakan diganti dengan lensa plain polikarbonat. Lensa Fresnel juga berguna dalam pembuatan film, tidak hanya karena kemampuannya untuk memfokuskan sinar terang, tetapi juga karena intensitas cahaya yang relative konstan diseluruh lebar berkas cahaya.

    2. IR Filter
    IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar infrared pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja.

    3. Pyroelectric Sensor
    Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi panas. Material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa oleh infrared pasif tersebut. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell.

    Grafik Respon Sensor PIR

    1. Respon terhadap arah, jarak, dan kecepatan

    2. Grafik Respon terhadap Suhu




  • Sensor getar

    Vibration sensor / Sensor getaran ini memegang peranan penting dalam kegiatan pemantauan sinyal getaran karena terletak di sisi depan (front end) dari suatu proses pemantauan getaran mesin. Secara konseptual, sensor getaran berfungsi untuk mengubah besar sinyal getaran fisik menjadi sinyal getaran analog dalam besaran listrik dan pada umumnya berbentuk tegangan listrik. Pemakaian sensor getaran ini memungkinkan sinyal getaran tersebut diolah secara elektrik sehingga memudahkan dalam proses manipulasi sinyal, diantaranya:

    - Pembesaran sinyal getaran

    - Penyaringan sinyal getaran dari sinyal pengganggu.

    - Penguraian sinyal, dan lainnya.

    Sensor getaran dipilih sesuai dengan jenis sinyal getaran yang akan dipantau. Karena itu, sensor getaran dapat dibedakan menjadi:

    - Sensor penyimpangan getaran (displacement transducer)

    - Sensor kecepatan getaran (velocity tranducer)

    - Sensor percepatam getaran (accelerometer).

    Pemilihan sensor getaran untuk keperluan pemantauan sinyal getaran didasarkan atas pertimbangan berikut:

    - Jenis sinyal getaran

    - Rentang frekuensi pengukuran

    - Ukuran dan berat objek getaran.

    - Sensitivitas sensor

    Berdasarkan cara kerjanya sensor dapat dibedakan menjadi:

    - Sensor aktif, yakni sensor yang langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa perlu catu daya (power supply) dari luar, misalnya Velocity Transducer.

    - Sensor pasif yakni sensor yang memerlukan catu daya dari luar agar dapat berkerja.

    Grafik perbandingan frekuensi dengan sensitivitas sensor getaran :

  • Resistor



    Resistor merupakan komponen elektronika dasar yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian.Sesuai dengan namanya, resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan Hukum OHM :


    Di dalam resistor, terdapat ketentuan untuk membaca nilai resistor yang diwakili dengan kode warna dengan ketentuan di bawah ini :


  • Relay


    Relay adalah saklar elektro-magnetik yang menggunakan tegangan DC rendah untuk  menghidupkan dan mematikan suatu alat atau sistem yang terhubung dengan tegangan DC  yang tinggi atau tegangan AC. Susunan relay yang paling sederhana terdiri atas kumparan  kawat penghantar yang dugulung pada inti besi. Susunan kontak relay, secara umum terdiri dari : 

    * Normally Open (NO) : posisi saklar berada pada keadaan terbuka saat relay dalam keadaan tidak dialiri arus. 

    * Normally Close  (NC)  :  posisi saklar berada pada keadaan tertutup saat relay dalam  keadaan tidak dialiri arus.  

    Berdasarkan pada prinsip dasar cara kerjanya, relay dapat bekerja karena adanya medan   magnet yang digunakan untuk menggerakkan saklar. Saat kumparan diberikan tegangan  sebesar tegangan kerja relay maka akan timbul medan magnet pada kumparan karena  adanya arus yang mengalir pada lilitan kawat. Kumparan yang bersifat sebagai elektromagnet ini kemudian akan menarik saklar dari kontak NC ke kontak NO. Jika tegangan pada  kumparan dimatikan maka medan magnet pada kumparan akan hilang sehingga pegas akan  menarik saklar ke kontak NC.

  • Transistor NPN


    Transistor merupakan salah satu komponen elektronika yang banyak sekali dipakai di dunia industri. Transistor yang umum dipakai memiliki 3 (tiga) metode kerja yaitu :

    a.Cut Off adalah kondisi dimana transistor tidak mengalirkan arus listrik.

    b.Saturasi adalah kondisi dimana transistor tepat mengalirkan arus listrik.

    c.Aktif adalah kondisi dimana transistor bisa disebut sebagai penguat.

    Dari 3 metode kerja pada transistor tersebut, dapat dijelaskan juga pada gambar  yang merupakan karakteristik transistor.


    Dari gambar, dapat dijelaskan kembali bahwa parameter – parameter pada transistor yaitu dapat dilihat pada penjelasan di bawah: 
     

    Jenis Nomor : Jumlah jenis perangkat merupakan nomor bagian individu yang diberikan ke perangkat. Nomor perangkat biasanya sesuai dengan JEDEC (Amerika) atau Pro-Elektron (Eropa). Ada juga sistem standar Jepang untuk penomoran pada transistor.

    Kasus : Memeriksa sambungan pin karena pin-pin tersebut tidak selalu standar. Beberapa jenis transistor mungkin memiliki sambungan pin dengan format EBC, sedangkan kadang-kadang sambungan pin dengan format ECB, dan ini dapat menyebabkan kebingungan dalam beberapa kasus.

    Bahan : Bahan yang digunakan untuk suatu perangkat sangat penting karena mempengaruhi persimpangan bias maju dan karakteristik lainnya. Bahan yang paling umum digunakan untuk transistor bipolar adalah silikon dan germanium.

    Polaritas : Polaritas pada perangkat sangat penting karena mendefinisikan polaritas bias dan pengoperasian pada perangkat. Dua tipe NPN dan PNP. NPN adalah jenis yang paling umum. Kedua tipe ini memiliki kecepatan yang lebih tinggi sebagai elektron. Ketika berjalan dalam konfigurasi emitorumum, sirkuit NPN akan menggunakan tegangan rel positif dan garis umum negatif, transistor PNP akan membutuhkan rel negatif dan tegangan umum positif.

    VCEO : Tegangan kolektor emiter dan bias terbuka.

    VCBO : Tegangan kolektor bias dan emiter terbuka.

    VEBO : Tegangan emiter bias dan kolektor terbuka.

    IC : Arus kolektor.

    ICM : Arus puncak kolektor.

    IBM : Arus puncak bias.

    PTOT : Disipasi daya total-ini biasanya untuk suhu sekitar25oC.  Ini adalah nilai maksimum dari daya yang didapat dengan aman.

    ICBO : Arus cut off kolektor bias.

    IEBO : Arus cut off emiter bias.

    hFE : Peningkatan arus.

    VCEsat : Tegangan saturasi kolektor emiter.

    VBEsat : Tegangan saturasi bias emiter.

    Cc : Kapasitas kolektor.

    Ce : Kapasitas emiter.

    Secara fungsinya transistor dapat berfungsi sebagai saklar, kondisi ini setara dengan kondisi transistor pada saat saturasi dan fungsi lain dari transistor adalah sebagai penguat sinyal yakni sama dengan kondisi transistor pada saat transistor dalam keadaan mode kerja aktif.

    Transistor BC547 merupakan transistor tipe NPN yang digunakan untuk switching agar mengaktifkan kontak relay dan relay tersebut akan memberikan kontak pada motor dc.

  • Op Amp
  • Komparator yang digunakan di sini adalah Op-Amp tipe 741 yang terdiri dari 8 kaki dan untuk membuat rangkaian ini, yang digunakan hanyalah kaki 2 yang merupakan kaki inverting, kaki 3 yaitu kaki non inverting, kaki 4 sebagai penghubung ke ground, kaki 6 mengarah kepada output yang mana output dalam rangkaian ini berupa tegangan yang dapat menyalakan LED, dan kaki 7 sebagai input tegangan atau tempat terhubung dengan VCC yang berfungsi sebagai supply energi bagi Op-Amp tersebut.

    Tipe Op-Amp yang digunakan berupa Op-Amp non-inverting, ditandai dengan terhubungnya kaki inverting terhadap ground dan kaki non-inverting terhadap input.

    Fungsi Op-Amp di sini sebagai penguat tegangan bagi rangkaian yang akan dibuat.


  • Battery

    Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel seperti Handphone, Laptop, Senter, ataupun Remote Control menggunakan Baterai sebagai sumber listriknya. Dengan adanya Baterai, kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua jenis Baterai yaitu Baterai yang hanya dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan Baterai yang dapat di isi ulang (Rechargeable).

    Baterai dalam sistem PV mengalami berulang kali siklus pengisian dan pengosongan selama umur pakainya. Siklus hidup (
    cycle life) baterai adalah banyaknya pengisian dan pengosongan hingga kapasitas baterai turun (melemah) dan tersisa 80% dari kapasitas nominalnya. Pabrik baterai biasanya mencantumkan siklus hidup pada spesifikasi teknis baterai. Mencantumkan satu nilai siklus hidup (cycle life) sebenarnya terlalu menyederhanakan informasi, karena siklus hidup baterai juga tergantung pada suhu baterai.

    Dari grafik di atas, terlihat pada suhu operasional baterai yang lebih rendah, siklus hidup baterai lebih lama. Siklus hidup baterai juga tergantung dari DoD, artinya baterai yang dikosongkan hanya 50% dari kapasitasnya, berumur lebih lama jika dikosongkan hingga 80%, namun membuat sistem menjadi lebih mahal, karena membutuhkan kapasitas baterai lebih besar untuk mengakomodasi kebutuhan yang sama.

    Jika pada suhu operasional lebih rendah, umur baterai lebih lama,  namun ada efek negatif berkaitan dengan kapasitas baterai. Pada suhu  yang lebih rendah, kapasitas baterai menjadi lebih rendah. Hal ini disebabkan karena pada suhu yang lebih tinggi, reaksi kimia yang terjadi pada baterai bergerak lebih aktif/cepat, sehingga kapasitas baterai cenderung lebih tinggi.

    Terkadang, pada suhu yang lebih tinggi, kapasitas baterai justru dapat lebih besar dari angka nominalnya, meskipun pada suhu tinggi, elemen baterai terlalu aktif, juga berakibat buruk pada kesehatan baterai.
  • Sensor yang mendeteksi adanya cahaya terang dan gelap.

    Pinout
    Spesifikasi

    Grafik Respon Sensor














4. Rangkaian [Kembali]

  • Gambar rangkaian

        
  • Prosedur percobaan
    • Persiapkan semua komponen yang dibutuhkan.

    • Susun semua komponen seperti pada gambar rangkaian.

    • Kemudian hubungkan semua komponen dengan benar dan tepat. 

    • Kemudian jalankan simulasi rangkaiannya. 

    • Ubah nilai logic statenya sesuai dengan kondisi yang diinginkan.

  • Prinsip kerja

    Ketika tikus berada di atas perangkap untuk memakan umpannya maka tikus akan dideteksi oleh sensor vibration dan kemudian sensor vibration tersebut akan membuka perangkat . Sensor vibration akan berlogika 1 maka tegangan dari power supply sebesar +5 volt akan diteruskan ke kaki vcc sensor kemudian keluar menuju kaki out sensor dan tegangan akan diteruskan ke R1 kemudian arus diperkecil oleh R1 dan arus akan diteruskan ke kaki basis transistor. Rangkaian transistor yang digunakan disini yaitu rangkaian fixed bias. Karna terdapatnya tegangan antara kaki basis dan kaki emitor (Vb-e) lebih dari 0.6V sehingga transistor aktif maka tegangan dari power supply sebesar +5 volt akan diteruskan ke R18 lalu diteruskan melalui relay kemudian diteruskan melalui kaki kolektor dan arus diteruskan ke kaki emitor dan menuju ground. Karna adanya tegangan yang melewati relay sehingga relay akan aktif dan posisi saklar akan berpindah sehingga motor akan bergerak untuk membuka perangkap.


    Dan ketika tikus telah masuk perangkap maka sensor infrared yang ada pada dinding perangkap akan mendeteksi tikus sehingga sensor aktif. Maka tegangan dari power supply sebesar +5 volt akan diteruskan ke kaki vcc sensor dan keluar melalui kaki out sensor dan tegangan akan diteruskan menuju kaki non-inverting op amp. Rangkaian op-amp yang digunakan adalah rangkaian Voltage follower dimana vout sama dengan vin. Lalu tegangan akan keluar melalui out op amp dan diteruskan ke R3, tegangan diperkecil di R3 dan arus akan menuju ke kaki basis transistor. Tegangan sebesar 0,7 volt cukup untuk mengaktifkan transistor sehingga transistor aktif maka tegangan dari power supply sebesar +5 volt akan diteruskan ke R4 menuju relay, menuju kolektor transistor dan diteruskan ke kaki emitor transistor kemudian menuju ground. Sehingga relay aktif, maka posisi saklar akan berpindah dan menyebabkan motor akan bergerak ke arah sebaliknya untuk menutup kembali perangkat tersebut.

    Dan di saat bersamaan, jika orang tersebut ingin mencari atau menemukan perangkapnya di lorong pada malam hari maka sensor PIR dan sensor UV akan bekerja secara bersamaan untuk mengaktifkan lampu pada malam hari dan jika pada siang hari lampu akan mati. 

    Saat sensor UV tidak mendeteksi cahaya maka tegangan power supply sebesar 5V akan diteruskan ke sensor UV dan Vout nya akan < 0.47V lalu tegangan diteruskan ke kaki inverting op amp. Rangkaian op amp yang digunakan yaitu detekor inverting amplifier. Setelah itu tegangan keluar melalui out op amp diterukan ke R2, karna Vb-e > 0.6V maka transistor akan aktif, rangkaian transistor yang digunakan adalah rangkaian fixed bias, lalu tegangan dari power supply sebesar 5V akan melewati relay menuju kaki kolektor lalu ke kaki emitor dan diteruskan ke ground, karna ada tegangan yang melewati relay maka saklar akan berpindah dari kanan ke kiri. 

    Disaat bersamaan pada sensor PIR yang terletak di luar perangkap akan berlogika 1 saat mendeteksi gerakan dari manusia yang mendekat maka tegangan dari power supply sebesar 5V akan masuk ke kaki VCC sensor dan akan keluar melalui kaki out sensor dan tegangan diteruskan ke kaki non inverting op amp. Rangkaian op amp yang digunakan adalah Voltage Follower dimana Vout sama dengan Vin. Lalu tegangan akan keluar melalui out op-amp dan diteruskan ke R5 menuju ke basis transistor. Tegangan sebesar 0.8 cukup untuk mengaktifkan transistor maka tegangan dari power supply sebesar 20V akan melalui relat menuju ke kaki kolektor melewati emitor dan diteruskan ke ground. Karna ada tegangan yang melewati relay maka saklar akan berpindah dari kiri ke kanan sehingga indikator lampu akan aktif dan menyala.







6. File Download [Kembali]








 




 

Komentar

Postingan populer dari blog ini